Powered By Blogger

Kamis, 15 Desember 2011

JENIS-JENIS PENYAKIT PADA IKAN CUPANG


Sebagai pemula di dunia bettasphere, saya juga ikut meramaikan pasar ikan cupang khususnya di kota karawang  melalui internet. Hmm, cupang sudah menjadi kegemaran saya dari sejak duduk di bangku kelas 4 SD.Dari awalnya hanya sekedar koleksi aja sich terus karena faktor usia dan tentunya besar keingin tauan saya untuk budidaya cupang agar cupang itu mempunyai keturunan yang unik-unik dan bagus.Akhirnya saya memutuskan untuk menjadi peternak pada juli 2011 :lol: 

Nah, pada kesempatan kali  ini saya akan membahas tentang
 jenis-jenis penyakit ikan cupang dan cara penyembuhan penyakit ikan cupang  yang pernah saya alami pada ikan saya dari dulu sampai sekarang . Mungkin untuk para pecinta cupang di seluruh penjuru belahan bumi ini,pasti sangat  benci sekali melihat ikan cupangnya kena penyakit, bukan ? Maka dari itu mari kita simak bersama-sama untuk cara penyembuhan beberapa penyakit ikan cupang.
Berikut sudah saya kutip dari forum cupang Indonesia. Beberapa jenis penyakit ikan cupang dan penanganannya. Perhatikan obat-obat yang diperlukan pada proses penyembuhannya seperti Blitz Icht maupun garam aquarium, dan lain-lain. Selengkapnya berikut ini.
1.    Infeksi Jamur Kulit
Penyebab: Jamur, kondisi air yang kotor
Sifat Penyakit: Dapat menular
Gejala: Muncul bercak-bercak putih seperti kapas di badan ikan (seperti panuan), ikan jadi kurang aktif bergerak, bisa juga jadi nggak nafsu makan, sirip menguncup, warna memucat.
Pengobatan:
- Isolasi/karantina ikan yang sakit
- Ganti Air full, tempatnya dicuci bersih
- Methylene Blue (bisa merk Blitz Icht, Rid All, Tetra, dsb)
- Garam Aquarium
- Ganti air full 3 hari kemudian, bila masih belum ada tanda-tanda membaik, ulangi lagi pengobatan seperti di atas.
2.    Fin Rot (Busuk Sirip)
Dari kiri ke kanan: Gigi ekor, Fin Rot tahap awal, Fin Rot tahap lanjut (supaya tidak tertukar antara Gigit Ekor dengan Fin Rot)
Penyebab: Bakteri, kondisi air yang kotor
Sifat Penyakit: Dapat menular
Gejala: Muncul warna gelap atau kadang kemerahan seperti berdarah di pinggiran sirip, sirip yang terserang lama kelamaan jadi habis seperti rontok/sobek, ikan masih tetap aktif bergerak, nafsu makan tetap baik, sirip bisa menguncup, warna memucat. Bila sudah parah busuknya akan merembet sampai ke badan ikan.
Pengobatan:
- Isolasi/karantina ikan yang sakit
- Ganti Air full, tempatnya dicuci bersih
- Antibiotik (Ampicillin, Super Tetra, dsb yang mana yang lebih mudah tersedia, dosisnya cukup 1 tetes per aquarium)
- Atau: Gunakan General Tonic (bisa merk Rid All, Tetra, dsb)
- Garam Aquarium
- Ganti air full 3 hari kemudian, bila masih belum ada tanda-tanda membaik, ulangi lagi pengobatan seperti di atas.
Note:
Sirip yang rusak bisa tumbuh kembali seperti semula, tapi nggak akan seindah dulunya (original).
3.    White Spot atau Ick (Bintik putih)
Penyebab: Parasit, kondisi air yg kotor, bisa berasal dr pakan hidup yg krg bersih
Sifat Penyakit: Sangat menular
Gejala: Muncul bintik2 putih di badan ikan, ikan krg aktif bergerak, krg nafsu makan, sirip bisa menguncup, warna memucat. Ikan sering bergerak cepat & menabrak dinding aquarium, seperti berusaha menggaruk bdnnya.
Bila sdh parah bintik putihnya akan merembet sampai ke seluruh badan ikan.
Pengobatan:
- Isolasi/karantina ikan yg sakit
- Ganti Air full, tempatnya dicuci bersih
- Methylene Blue (bisa merk Blitz Ich, Rid All, Tetra, dsb)
- Garam Aquarium
- Jemur ikan di bwh sinar Matahari pagi
- Ganti air full 3 hari kemudian, bila msh blm ada tanda2 membaik, ulangi lg pengobatan seperti dr atas.
4.    Velvet (Bintik emas/karatan)
Penyebab: Parasit, kondisi air yg kotor, bisa berasal dr pakan hidup yg krg bersih
Sifat Penyakit: Sangat menular
Gejala: Muncul bintik2 berwarna emas atau kdg seperti warna besi berkarat di badan ikan (dpt terlihat dgn bantuan sinar senter), ikan krg aktif bergerak, krg nafsu makan, sirip bisa menguncup, warna memucat. Ikan sering bergerak cepat & menabrak dinding aquarium, seperti berusaha menggaruk bdnnya.
Bila sdh parah bintik2nya akan merembet sampai ke seluruh badan ikan.
Pengobatan:
- Isolasi/karantina ikan yg sakit
- Ganti Air full, tempatnya dicuci bersih
- Methylene Blue (bisa merk Blitz Ich, Rid All, Tetra, dsb)
- Garam Aquarium
- Ganti air full 3 hari kemudian, bila msh blm ada tanda2 membaik, ulangi lg pengobatan seperti dr atas.
5.    Pop Eye (Mata Bengkak)
Penyebab: Bakteri, kondisi air yg kotor
Sifat Penyakit: Dpt menular
Gejala: Mata ikan mulai membengkak, tahap awal bisa mulai dr 1 mata, kemudian merembet ke mata yg satunya lg, ikan kurang aktif bergerak, nafsu makan berkurang kdg2 tdk mau mkn sama sekali, sirip bisa menguncup, warna memucat.
Bila sdh parah bengkaknya akan semakin membesar sehingga ikan akan tampak seperti ikan mas Koki. Jika ketahuan pd saat mata sdh sgt besar/bengkak, besar kemungkinan ikan tdk akan selamat.
Pengobatan:
- Isolasi/karantina ikan yg sakit
- Ganti Air full, tempatnya dicuci bersih
- Antibiotik (Ampicillin, Super Tetra, dsb yg mana yg lbh mudah tersedia, dosisnya cukup 1 tetes per aquarium)
- Atau: Gunakan obat Anti Internal Bacteria (bisa merk Intrepet, dsb)
- Garam Aquarium
- Ganti air full 3 hari kemudian, bila msh blm ada tanda2 membaik, ulangi lg pengobatan seperti dr atas.
6.    Dropsy (Sisik Nanas)
Penyebab: Bakteri Internal (menyerang Ginjal), kondisi air yg kotor atau pakan yg kotor
Sifat Penyakit: SANGAT – SANGAT menular
Gejala: Perut ikan mulai membengkak, tdk bisa buang kotoran, tahap awal mirip seperti sembelit, ikan jd tdk aktif, nafsu makan berkurang seringkali tdk mau mkn sama sekali, sirip bisa menguncup, warna memucat.
Bila sdh parah perut akan semakin membengkak & berwarna kemerahan, sisik akan mulai terangkat mulai dr daerah perut sampai ke seluruh badan, sehingga ikan akan tampak seperti buah Nanas. Jika ketahuan pd saat sisik sdh mulai terangkat: Perbanyak Puasa & Doa, atau Say Good Bye ke ikan tsb…
 :D
Pengobatan:
Dikarenakan gejala awal dropsy yg seringkali mirip dgn sembelit, dan baru ketahuan pd saat sisik mulai terangkat, maka sangat sulit menyembuhkan penyakit ini, tp bila ketahuan pd saat tahap awal, ‘kemungkinan’ ikan msh bisa diobati.. (walaupun sy sdri sdh mencoba berbagai macam obat, tp tetap tdk dpt mengobatinya).
Jadi bila ketahuan pd tahap awal, bisa mencoba sbb:
- Isolasi/karantina ikan yg sakit
- Ganti Air full, tempatnya dicuci bersih
- Antibiotik (Metrodinazole, dsb yg mana yg lbh mudah tersedia, dosisnya cukup 1 tetes per aquarium)
- Atau: Gunakan obat Anti Internal Bacteria (bisa merk Intrepet – sdh sy coba, tp tetap ga berhasil – dsb)
- Garam Aquarium
- Ganti air full 3 hari kemudian, bila msh blm ada tanda2 membaik.
7.    Swim Bladder Disorder (kembung atau sembelit)
Penyebab: Kebanyakan makan
Sifat Penyakit: Tidak menular
Gejala: Perut ikan membengkak, ikan jd sulit berenang, kadang berenang nungging/miring atau menggelosor saja dgn perutnya, ikan jd kurang aktif bergerak, nafsu makan berkurang kdg2 tdk mau mkn sama sekali.
Pengobatan:
- Coba sebengin dgn ikan lain supaya ngedok sampai ikannya pub, bila msh ga mau pub, kurangi ketinggian air aquarium
- Coba ikannya dipuasakan dulu
8.    Inflamed Gills (Insang Memerah)
Penyebab: Kondisi air yg kotor, sehingga menyebabkan keracunan Nitrat
Sifat Penyakit: Tidak menular
Gejala: Insang memerah, kadang sampai membengkak krn infeksi, ikan jd susah bernafas & terengah2 berenang di permukaan air terus. Tutup insang tdk mau menutup rapat.
Pengobatan:
- GANTI AIR FULL yg rajin bro!!!
 :) , plg gak tiap 3 hari sekali
- Methylene Blue (bisa merk Blitz Ich, Rid All, Tetra, dsb)
- Garam Aquarium
9.    Berak Putih
Penyebab: Internal Bakteri, kondisi air yg kotor
Sifat Penyakit: Dpt menular
Gejala: Kotoran ikan seperti memanjang, kadang2 seperti menggumpal & berwarna putih, ikan jd kurang aktif bergerak, nafsu makan berkurang kdg2 tdk mau mkn sama sekali, sirip bisa menguncup, warna memucat.
Pengobatan:
- Isolasi/karantina ikan yg sakit
- Ganti Air full, tempatnya dicuci bersih
- Antibiotik (Metrodinazole, dsb yg mana yg lbh mudah tersedia, dosisnya cukup 1 tetes per aquarium)
- Atau: Acryflavine
- Garam Aquarium
- Ganti air full 3 hari kemudian, bila msh blm ada tanda2 membaik, ulangi lg pengobatan seperti dr atas.
Demikian beberapa jenis penyakit yang diderita cupang. Untuk cara pengobatannya juga sudah diberitahu. Nah, semoga dengan ini ikan anda akan segera membaik dan postingan ini dinyatakan bermanfaat.Terimakasih :lol:

BUDIDAYA CACING SUTRA


Hallo,,apa kabar agan-agan semua..?
mudah-mudahan kalian semua sehat selalu,,Amien.. :-)
Mmm..kali ini saya akan memberikan sedikit Tips buat agan-agan para pecinta ikan mungil dengan beragam warna dan tentu saja memiliki mental yang unik yup’s ini dia ikan cupang J waw I LIKE IT J
Cacing sutra bisa di bilang salah satu makanan favorit nya si ikan mungil ini loch,,
Manfaat cacing sutra untuk ikan cupang lumayan banyak diantaranya memperkokoh ekor dan membuat mental ikan cupang anda lebih berani. Maka dari itu cacing sutra sangat penting bila dijadikan makanan. Dan tak ada salahnya jika kita membuka budidaya cacing sutra karena tidak terlalu repot untuk pengelolaannya.
Baiklah ini dia wancana nya.

Habitat Cacing Sutra
Cacing ini hidup pada subtrat lumpur dengan kedalaman 0 – 4 cm dengan perincian dibagi menjadi kedalaman 2-4cm. Seperti hewan air lain bahwa air memegang peranan penting buat kelangsungan hidup cacing ini. Untuk parameter optimal cacing sutra bisa diperhatikan data berikut:
·         pH : 5,5 -8,0
·         Suhu : 25 – 28 C
·         DO(oksigen terlarut) : 2,5 – 7,0 ppm
·         Amoniak : <3,6 (kalau sampai lebih, cacing bisa mati)
Makanan Cacing Sutra
Karena cacing sutra termasuk makhluk hidup, tentunya cacing sutra tersebut juga butuh makanan. Makanannya adalah bahan organik yang bercampur dengan lumpur atau sedimen di dasar perairan. Cara makan cacing sutra adalah dengan cara menelan makanan bersama sedimennya dan karena cacing sutra mempunyai mekanisme yang dapat memisahkan sedimen dan makanan yang mereka butuhkan.
Persiapan Alat dan Bahan Budidaya
1.    Pemupukan
berikut adalah cara membuat pupuk untuk cacing sutra, akan dijelaskan
 step by step berikut ini:
o    Pertama  cari yang mananya peternakan ayam.beli kotoran ayam atau minta kalau emang sudah tidak di butuh kan oleh yang punya nya, trus setelah itu di  jemur 6 jam.
o    Kedua cari bakteri yang buat fermentasi tuch kotoran ayam namanya (EM4) biasa nya sering di jual di toko pertanian atau toko peternakan.
o    Ketiga  aktifin dulu tuch bakteri, caranya ¼ sendok makan gula pasir + 4ml EM4 + dalam 300ml air terus diamkan  sebentar sekitar 2 jam aja cukup.
o    Keempat campur cairan itu ke 10kg kotoran ayam  yang sudah di jemur tadi, jangan lupa aduk sampai merata.
o    Kelima masukin ke wadah yang tertutup rapat selama 5 hari baru bisa di gunakan,ini yang di sebut proses fermentasi dan itu penting , loch kenapa penting ya..? karena eh karena dengan fermentasi maka kandungan N-organik dan C-organik bakal naik sampai 2 kali lipat J...

2.    Wadah
Wadah atau tempat yang di pakai berukuran 100 x 60 x 20 (PxLxT) dan anda bisa membuat wadah tersebut dari kolam, plastik, terpal, dll.
Cara Kerja
1.    Persiapan Wadah
Wadah diisi lumpur sebanyak 3 liter (3,7kg) beserta kotoran ayam  3 liter juga (3kg) diaduk-aduk sampai rata lalu disebar supaya tingginya mencapai 4 cm.
2.    Pemasukan Air
Masukkan air sampai tingginya 2 cm dari subtrat lalu diamkan selama 10 hari dan biarkan bakteri yang bekerja tapi jangan lupa dengan yang namanya
 aerasi tambah lagi kalau bisa dibuatlah aliran air.
3.    Penebaran Cacing
Setelah 10 hari tersebut, tebar cacing tersebut ke wadah yang sudah disediakan. Saran saya bagilah cacing menjadi gerombolan-gerombolan yang terpisah lalu disebar ke wadah.
4.    Panen
Masa panen bisa di lakukan minimal setelah 30 hari dari penebaran semakin lama maka jumlah cacing akan semakin banyak.

Ok semoga sukses ya J mudah-mudahan tips ini memberikan banyak manfaat buat agan-agan sekalian J selamat mencoba J


KRITERIA CUPANG KONTES JENIS PLAKAT



 Sebagai pecinta cupang yang telah berhasil melakukan budidaya ikan cupang dengan mudahnya dan menjadikannya sebuah bisnis. Tentu semua hal itu tidak jauh dari yang namanya kontes, dari seluruh dunia membanggakan ikan hasil breeding-nya sendiri-sendiri. Bagaimana dengan nasib penilaian kontes ikan cupang plakat itu sendiri ?

Kita di sini tentu akan memperhatikan bagaimana seekor
 ikan cupang untuk ikut dalam sebuah kontes atau kejuaraan. Semua ikan cupang yang dilombakan mempunyai kelasnya tersendiri. Dan juga mempunyai karakter atau bentuk badan yang berbeda dengan yang lainnya. Jika ingin mengikuti kontes dan ingin memenangkan kontes ikan cupang, maka hal terbaik adalah mempelajarinya dahulu sebelum mengikutkan ikan cupang anda di kontes ikan cupang hias.
Saya menyukai ikan cupang jenis plakat tentu saja harus memperhatikan semua bagian dari tubuh ikan yang menjadi standar penilaian kontes ikan cupang plakat. Semua itu bertujuan untuk mendapatkan kesempatan untuk menang. Nah, seperti apa saja itu standar penilaian kontes ikan cupang plakat..??? sabar ya kita bisa simak dari kutipan berikut ini:
Sirip punggung: Sirip punggung harusnya setengah lingkaran dan lebih disukai bukaannya seperti kipas. Yang paling ideal sirip punggung tumpang tindih dengan bagian atas sirip ekor. Ujung depan sirip punggung dapat meruncing atau sedikit membulat. Kapasitas dari sirip untuk membuka sering diperoleh tidak dengan besarnya volume, akan tetapi dengan banyaknya cabang tulang sirip. Sirip atas yang tumpang melewati tubuh kurang disukai.
Sirip ekor: Tidak seperti plakat tradisional, standard penilaian sirip ekor sama dengan standar pada cupang kontes, Bukaan bentang ekor harus 180 derajat, tulang yang lurus, ujung sudut meruncing, dan berbentuk setengah lingkaran (meyerupai huruf D), tidak lebih panjang dari 1/3 badannya. Percabangan tulang ekor harus sama dan merata disemua tulang dan memiliki cabang tulang 4 atau lebih namun tidak berlebihan.. Bukaan ekor lebih dari 180 derajat (overhalfmoon/OHM) tidak lebih disukai daripada bukaan ekor setengah lingkaran (180 derajat).
Sirip Bawah: Sirip bawah memiliki bentuk trapezium dengan ujung bagian depannya (anterior) lebih pendek dari ujung bagian belakangnya (posterior). Dari ujung depan sirip bawah ke ujung belakangnya menurun hingga ujung belakangnya (Posterior) meruncing. Panjang tulang sirip bawah yang terpanjang idealnya dua kali atau lebih (lebih disukai) lebih panjang dari tulang ekor yang terpanjang. Saat ngedok, ujung depannya terangkat maju dan ujung belakangnya harus overlap atau tumpang tindih dengan bagian bawah sirip ekor.
Sirip Dasi: Meruncing seperti pisau yang menghadap kebawah dengan lancipnya menghadap kebelakang. Sirip dasi harus penuh, sama panjang, dan tidak terlihat bersilang secara permanen. Panjang sirip dasi sedikitnya harus sama dengan panjang sirip bawah yang terpanjang.
Sirip Dayung: Sama seperti standard cupang kontes yang lain.
Kesalahan Pada Bentuk dan Sirip Plakat Kontes
1.    Sirip dasi sedikit lebih pendek dari 2/3 panjang badan (Kesalahan ringan)
2.    Sirip dasi tidak bercabang lebih disukai, bercabang (Kesalahan Ringan)
3.    Tulang sirip pada ekor yang terdekat dengan sirip punggung dan sirip bawah lebih pendek
dari tulang sirip ekor bagian tengahnya, menyebabkan sudut ekor bagian atas dan
bawahnya membulat (Kesalahan kecil)
4.    Sirip punggung tidak memiliki cabang utama (Kesalahan kecil)
5.    Panjang sirip dasi setengah dari panjang badan atau sedikit kurang (Kesalahan kecil)
6.    Pencabangan pada sirip ekor < 3 derajat (Kesalahan kecil)
7.    Sirip bawah tidak terlihat jelas menurunnya dari bagian paling depan (anterior) ke bagian
paling belakang (posterior) (Kesalahan besar)
8.    Ujung pada sirip bawah tidak meruncing dan panjang (Kesalahan besar)
9.    Bukaan sirip ekor kurang dari 180 derajat (Kesalahan besar)

Nah, apakah ikan cupang plakat anda sudah memenuhi standar kriteria di atas..? Kalau belum hendaknya kita breeding ikan cupang plakat dari indukan yang bagus pula. Semua anakan biasanya menurun dari indukan baik dari segi warna maupun ekor. Demikian untuk artikel  standar penilaian kontes ikan cupang plakat. Untuk standar penilaian kontes ikan cupang lainnya bisa kita simak di lain kesempatan.Terimakasih J

MANFAAT DAUN KETAPANG UNTUK IKAN CUPANG



Ketapang disebutkan sebagai resep asia untuk mengatasi persoalan air. Kebanyakan ikan tropis yang hidup di sungai dan danau memiliki air yang berwarna gelap kecoklat-coklatan. Ditemukan fakta bahwa ikan cupang yang tinggal di sekitar air gelap akibat ketapang, jauh lebih sehat dan indah.
Ketapang adalah pohon yang mirip pagoda besar, merupakan tanaman asli asal Malaysia dan Indonesia. Daun-daunnya berwarna hijau dan menjadi merah terang setelah menua.
Daun-daun yang menua akan menguning dan berguguran. Oleh orang Indonesia tanaman ini digunakan sebagai obat penyakit kulit. Riset terakhir membuktikan bisa menyembuhkan penyakit hipertensi. Ketapang yang memiliki nama latin: Terminalia Catappa, atau biasanya disebut juga kenari tropis, badamier, Kenari Pulau Jawa, kenari liar, Kenari Orang India, Myrobalan, Malabar Kenari, Kenari Singapura, Huu Kwang, Kenari Laut, Kobateishi. Pohon ini dikenal menghasilkan suatu racun pada daun-daunnya untuk mempertahankan dirinya terhadap serangga parasit. Daun-daun yang mengeringkan jatuh masuk ke sungai akan menimbulkan warna coklat kuat. Larutan ini penuh dengan asam organik seperti humic dan tannin.
Ketapang yang mengering dapat melepaskan asam organik seperti humic dan tannin, yang dapat menurunkan pH air, dan menyerap bahan-kimia berbahaya dan memberikan kondisi air yang nyaman bagi ikan.
Asam humic, adalah suatu campuran yang komplek pembusukan sebagian bahan-bahan organik. Asam humic dari air tawar berasal dari beberapa sumber, terbanyak datang dari tanah hasil pembusukan tanaman. Zat ini terbawa air masuk ke sungai dan danau dan berubah sepanjang perjalanannya hingga ke laut. Asam Humic mengandung belerang, fosfor dan nitrogen serta bermacam-macam zat lain seperti Ca, Mg, Cu, Zn dan lain lain. Asam humic dapat dipecah ke dalam dua kelompok berdasar pada ukuran dan polaritas masing-masing komponennya. Pecahan yang lebih kecil yang lebih polar dinamakan asam fulvic dan yang lebih besar yang bukan polar biasanya disebut asam humic. Asam humic adalah hasil akhir pembusukan bangkai binatang maupun tumbuh-tumbuhan yang sangat berperan penting dalam kesuburan tanah.
Asam tannin, lignin dan fulvic adalah sub kelas dari asam humic. Mereka semua mewarnai air sehingga menguning. Asam humic dan tannin mungkin sangat bermanfaat untuk banyak orang karena dapat menghambat berbagai jenis bakteri yang membahayakan kesehatan ikan peliharaan. Asam humic dan tannin juga dapat menyerap dan menetralkan racun dari bahan kimia logam berat seperti seng, almunium dan tembaga.
Terlalu banyak pemberian daun ketapang kering kedalam air dapat membuat pH semakin rendah. Maka sesuaikanlah pemakaian ketapang kering agar memberikan efek yang optimal kepada ikan. Inilah sebuah resep Asia yang sekarang mulai diinstankan dalam botol kemasan bermerek, salah satunya adalah Atison Betta Spa produk dari Ocean Nutrion

CUPANG NAGA



Dragon atau naga menjadi julukan untuk cupang yang bersisik mutiara menyelimuti seluruh tubuhnya hingga ke kepala. Warna sisik yang mengkilat, terlihat tebal dan menonjol disekujur tubuh membedakannya dari cupang hias biasa. Sangat atraktif dan terlihat menarik dengan kombinasi warna lain diseluruh siripnya. Warna sisik dan warna sirip membedakan penamaan cupang naga ini, seperti red dragon: cupang naga bersirip merah, yellow dragon: cupang naga bersirip kuning. Cupang naga mulai diperkenalkan di Aquarama tahun 2005 dan saat ini menjadi trend cupang hias di Indonesia.

Thailand memang selalu terdepan dalam menciptakan jenis-jenis cupang baru. Setelah revolusi warna metalik melalui warna copper pada tahun 2003, warna cupang semakin menarik dan sangat bervariasi. Tidak terbayangkan sebelumnya bahwa cupang akan memiliki sisik mutiara yang menonjol dan berkilauan. Setalah melalui beberapa persilangan lahirlah cupang yang bersisik mutiara elok sekujur tubuh dan kepala berwarna putih dan emas ketika pertama kali diperkenalkan. Mereka menamainya dragon betta atau cupang naga.

Cupang naga berkembang mulai dari munculnya warna metalik pada cupang melalui pesilangan cupang hias betta splendens dengan cupang alam betta mahachai, betta imbelis dan betta smaragdina, warna yang muncul pertama kali adalah warna copper diikuti dengan warna lain dengan intensitas warna metalik hingga ke kepala. Muncullah warna-warna solid metalik yang dinamakan blue mask, green mask, steel mask dll, Warna senada baik sisik badan, kepala maupun sirip-siripnya. Inilah generasi kedua warna metalik..disertai penyimpangannya yang memiliki warna-warna unik kombinasi. Perkembangan selanjutnya dari warna-warna unik kombinasi, muncul warna sisik putih dikepala yang menyerupai topeng dan memberikan kesan seram pada cupang tersebut. Diberilah nama monster.

Sisik putih metalik menyerupai mutiara tidak saja dimuka bahkan menyelimuti sekujur tubuh disertai warna sirip yang berbeda kontras memberikan warna kombinasi menarik. Warna putih mutiara memberikan imajinasi serupa sisik naga, maka dinamakanlah dragon. Sirip warna lain menandakan penamaan cupang naga, seperti red dragon, green dragon, balck dragon, white dragon yang dihasilkan melalui persilangan dengan warna-warna cupang hias lain yang sudah ada sebelumnya.

BETERNAK KELINCI



Kelinci dipelihara untuk dinikmati keindahan bulunya, dan dinikmati dagingnya karena lebih gurih dan halus dibanding daging ayam, atau kambing. Bila Anda penggemar hewan kelinci, maka Anda cukup beruntung. Karena, kalau sebelumnya memiliki kelinci hanya menjadikannya hewan peliharaan dan hias, kini kelinci bernilai bisnis. Permintaan daging binatang itu sekarang meningkat.

Alasan orang memelihara kelinci adalah karena hewan ini jinak dan lucu. Beberapa jenis di antaranya memiliki bulu menarik sehingga orang semakin meminatinya untuk hiburan di rumah. Orang lalu mencoba mengembangbiakkan kelinci karena bibit hewan ini sebagian masih harus didatangkan dari Australia, atau Eropa
.kali ini saya akan menurunkan artikel tentang bagaimana cara beternak kelinci untuk tujuan komersial atau bisnis. Karena selama ini yang ada adalah ternak kelinci dipelihara sebagai ternak hias atau kesenangan sehingga pemeliharaannya ala kadarnya. Kita tidak tahu di balik ternak tersebut terdapat potensi yang kalau kita bisa memanfaatkannya kami yakin segi positiflah yang akan kita dapat.

Mengapa memilih beternak kelinci? pertanyaan yang wajar bagi orang yang belum mengenal lika-liku bisnis beternak kelinci. Oleh karena itu saya akan berbagi pengalaman tentang beternak kelinci dengan orientasi bisnis. saya sendiri pernah menjalin kerjasama dengan tetangga untuk beternak kelinci.Ya, itung-itung untuk mengaplikasikan ilmu yang saya dapatkan dari para peternak kelinci. Maka dari itu saya bisa memberikan beberapa alasan agar anda tidak ragu lagi untuk mencoba usaha ini dan semakin mantap bagi yang telah menekuni bidang ini. Di antara alasan mengapa memilih beternak kelinci adalah sebagai berikut :
1. Pemeliharaan dan perawatannya mudah
2. Tidak membutuhkan lahan yang luas
3. Biaya produksi relatif murah sehingga tidak membutuhkan modal besar
4. Ternak penghasil daging berkualitas dengan kadar lemak rendah
5. Ketersediaan pakan yang melimpah, karena mampu memanfaatkan pakan dari sisa dapur dan hasil sampingan produk pertanian
6. Termasuk ternak yang prolific, yaitu ternak yang mampu beranak banyak per kelahiran
7. Hasil sampingannya pun masih bisa dimanfaatkan
Berikut beberapa hal yang harus mendapat perhatian sebelum anda memulai beternak kelinci :
Pemilihan lokasi
Pemilihan lokasi ternak kelinci banyak dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya :
• Lokasi sebaiknya dekat dengan sumber pakan (areal tanaman sayur, pasar sayur, atau pasar–pasar secara umum)
• Lokasi dekat dengan daerah pemasaran. Namun hal ini tidak berlaku bagi peternak yang sudah punya komunitas atau paguyuban
• Temperatur atau suhu ideal antara 15-25C
• Sebisa mungkin diusahakan lokasi kandang dekat dengan aliran sungai dan jauh dari permukiman penduduk
• Lokasi aman dari binatang buas atau pencuri
Memilih bibit
Kriteria berikut bisa dijadikan pedoman untuk memilih bibit kelinci :
• Induk diketahui tetuanya atau dengan kata lain calon induk mempunyai catatan produksi (jumlah anak perkelahiran, daya tumbuh, dll) dan catatan reproduksi (servis per conception, fertilitas, keadaan alat reproduksi dll)
• Induk mempunyai putting susu lebih dari 8 buah
• Tingkah laku tidak nervous dan mempunyai cukup bulu untuk membuat sarang
• Kondisi fisik yang normal seperti badan sehat, mata bersinar, bulu yang bersih dan tidak kusut, telinga tegak tidak pepleh, dan lain sebagainya
Pakan
Banyak jenis tanaman dan sayuran yang bisa diberikan kepada kelinci. Yang penting adalah makanan tersebut mampu memenuhi kebutuhan nutrisi kelinci yang harapannya adalah ternak tersebut mampu tumbuh dan berkembang dengan baik dan menampilkan catatan produksi yang baik sehingga memberi keuntungan pada kita. Di antara komposisi ransum ternak kelinci yang bisa dipakai acuan adalah pakan terdiri dari konsentrat 50 gram untuk kelinci pertumbuhan dan penggemukan, 70 gram untuk induk bunting, 150-200 gram untuk induk menyusui, sedang rumput diberikan secara kontinyu (tak terbatas).
Reproduksi
Aspek reproduksi memegang peranan penting dalam rangka pertambahan jumlah populasi. Ternak kelinci termasuk dalah satu jenis ternak prolific artinya mampu beranak banyak per kelahiran. Ada beberapa kiat agar ternak kelinci mempunyai catatan reproduksi yang baik :
• Umur pertama kali dikawinkan berkisar antara 5-6 bulan
• Memilih waktu kawin pagi hari atau sore hari
• Imbangan sex ratio adalah 1:10, artinya seekor pejantan melayani 10 ekor induk
• Perkawinan kembali setelah beranak. Apabila yang diharapkan dari ternak kelinci adalah bakalan maka induk bisa dikawinkan 7-10 hari setelah beranak. Tapi apabila yang diinginkan nnatinya adalah sebagai ternak pengganti (stock replacement) maka sebaiknya induk dikawinkan kembali 40-45 hari setelah beranak atau setelah anak-anak lepas sapih
Kandang
Berfungsi untuk melindungi kelinci dari pengaruh luar seperti cuaca buruk, binatang buas dan pencuri. Ternak kelinci bisa dipelihara secara koloni dan individual. Namun menurut pengalaman dan pengamatan bahwa kelinci-kelinci yang dikandangkan akan lebih mudah pengawasan, dan penanganannya. Memang tidak ada standar baku dalam membuat kandang kelinci. Intinya adalah kelinci tersebut merasa nyaman tinggal didalamnya sehingga akan menampilkan produksi terbaiknya. Tapi perlu diingat pula tentang biaya pembuatannya, jangan sampai modal nanti habis hanya untuk membuat kandang. Tetapi tidak salah kalau anda mencoba ukuran yang sering digunakan orang yaitu dengan ukuran PxLxT = 90×60x60 cm. apabila dalam sarang tersebut akan diletakkan sarang maka ukuran sarang berkisar PxLxT = 40×30x30cm

Jumat, 11 November 2011

Food Safety Hygene Monitoring

12/3/2010
nuri@seafast.org
1
SAFETY ASSESSMENT OF CHEMICALS
(FOOD ADDITIVES AND
CONTAMINANTS) IN FOODCONTAMINANTS) IN FOOD
Jakarta, 9 Desember 2010
Jakarta, 9 Desember 2010
SAFETY ASSESSMENT OF CHEMICALS
(FOOD ADDITIVES AND
CONTAMINANTS) IN FOOD
Nuri Andarwulan
SEAFAST Center, IPB
Southeast Asian Food & Agr. Sci & Tech Center
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB
12/3/2010
nuri@seafast.org
2
Agenda
• Chemicals in Food
• Risk Analysis
• Current Research on Risk Assessments of
Chemicals in Food
3
CHEMICALS IN FOOD
1.Food additives
2.Pesticides
3.Veterinary Drug Residue
4 Ct i t4.Contaminants
WHO, 2009
12/3/2010
nuri@seafast.org
3
FOOD ADDITIVESFOOD ADDITIVES
• A food additive may be a single
chemical substance achemical substance, a
manufactured chemical mixture
or a natural product.
• Those that are added directly to
a food to accomplish a technicala food to accomplish a technical
effect (e.g. a preservative or
colour).
PESTICIDES
• any substance or mixture of substances intended for
preventing, destroying or controlling any pest, including
vectors of human or animal disease, unwanted species of
plants or animals causing harm during or otherwise
interfering with the production, processing, storage,
transport or marketing of food, agricultural commodities,
wood and wood products or animal feedstuffs, or
substances which may be administered to animals for the
control of insects, arachnids or other pests in or on their
bodies.
• The term includes substances intended for use as a plant
h l dfli di fgrowth regulator, defoliant, desiccant or agent for
thinning fruit or preventing the premature fall of fruit.
• Also used as substances applied to crops either before or
after harvest to protect the commodity from deterioration
during storage and transport.
12/3/2010
nuri@seafast.org
4
VETERINARY DRUG RESIDUESVETERINARY DRUG RESIDUES
• Veterinary drugs cover a broad range of
chemical structures and usually undergo
metabolism after administration to an
animal.
• Modes of administration include injection,
implantation, dermal application by spray or
pour‐on, and inclusion in feed or water, all
of which may result in different rates ofof which may result in different rates of
absorption, with possible differences in the
tissue distribution and nature of the
residues.
CONTAMINANTS
• Contaminants in the diet may
include:
– environmental pollutants, such as
heavy metals and industrial chemicals,
– mycotoxins,
– migrants from packaging materials,
– other substances not authorized for
use in food.
12/3/2010
nuri@seafast.org
5
Risk Assessment Risk Management
Policy
based
Science
based
g
•Hazard Identification
•Hazard Characterisation
•Exposure Assessment
•Risk Characterisation
•Risk Evaluation
•Option Assessment
•Option Implementation
•Monitoring & Review
Risk Communication
Interactive exchange
of information and opinions
concerning risks
Hazard vs Risk (Codex, 2009)
●Hazard: A biological, chemical or physical
agent in, or condition of, food with the
potential to cause an adverse health effect.
●Risk: A function of the probability of an
adverse health effect and the severity of ff y f
that effect, consequential to a hazard(s) in
food.
12/3/2010
nuri@seafast.org
6
Chemicals in Food Risk Assessment
• Hazard Identification• Hazard Identification
• Hazard Characterisation
• Exposure Assessment
• combining consumption data and level of food additives
use to estimate the exposure
• Risk Characterisation
• Comparison of exposure with the ADI
The development step of ADI
• Comparison of exposure with the ADI
HAZARD IDENTIFICATION
INFORMASI YANG HARUS DIMILIKI
• Identitas dan sifat‐sifat senyawa ybs
• Rencana aplikasinya dan perkiraan konsumsinya
(intake)
• Stabilitas selama pengolahan dan penyimpanan
• Metode analisis dari:
• Senyawa ybs
• Hasil samping (impurities)
• Hasil degradasi
12/3/2010
nuri@seafast.org
7
IDENTITAS DAN SIFAT BTP/KONTAMINAN
• Nama kimia, nama trivial, IUPAC, CAS‐No.
• Struktur kimia, rumus kimia, BM
• Komposisi, kemurnian, senyawa impurities
• Sifat fisik: titik leleh, BJ, rotasi optis, dll
• Prosedur sintesis:
™ Bahan baku
™ Pelarut, katalis
™ Kondisi sintesis
™ kemurnian
• Stabilitas: pengolahan & penyimpanan
Kemurnian
• o‐toluen sulfonamida (OTS)
• Impurity dari sakarin
• Terbentuk pada proses tertentu
• Diduga menginduksi tumor
• Limit dalam produk 0.0025%
• Penelitian terakhir mengeliminir dugaan tersebut
• 5‐bensil‐3,6‐diokso‐2‐piperazin asam asetat
• Produk siklisasi aspartam
• Limit dalam produk 1.5%
12/3/2010
nuri@seafast.org
8
• To date, JMPR (Joint FAO/WHO Meeting on
Ptiid Rid ) h ltd l th
Kemurnian
Pesticide Residues) has evaluated only the
active ingredients (pure and technical grade)
of pesticide formulations.
• The toxicity of other ingredients of the
formulations—such as solvents, emulsifiers ,
and preservatives— that may occur as
residues in food has not been considered.
• Sifat fisik dan kimia BTP/kontaminan
• Menentukan jumlahnya dalam pangan
METODE ANALISIS
• Menentukan jumlahnya dalam pangan
• Menentukan jumlah senyawa impurities
• Menentukan jumlah senyawa hasil degradasinya
• Bersifat mudah
• Dapat dilakukan di semua laboratorium
• Dapat dilakukan oleh teknisi (bukan ahli)
Bift ifik d kt• Bersifat spesifik dan akurat
• Penting untuk law enforcement
• Menentukan jumlahnya dalam pangan
• Menentukan konsumsinya oleh masyarakat
12/3/2010
nuri@seafast.org
9
Ak li tk
STUDI KEAMANAN
HAZARD CHARACTERIZATION
• Aspek yang paling menentukan
• Bagi produsen BTP yang paling lama dan membutuhkan biaya
• Aspek yang diteliti:
• Uji toksisitas
• Uji karsinogenisitas
• Uji genotoksisitas
• Uji mutagenisitas
• Uji teratogenisitas
• Uji farmakokinetik
• Menggunakan hewan percobaan
• Metodologi sangat menentukan
• Menentukan dosis konsumsi maksimal yang tidak
menyebabkan efek negatif terhadap hewan
percobaan
PENETAPAN NILAI ADI (Acceptable Daily Intake)
•NOAEL (no observable adverse effect level)
•NOEL (no observable effect level)
•Jumlahyang dikonsumsi dalam mg/kg berat badan/hari
•NOAEL dan NOEL
•Ditentukandariuji in vivo dengan hewan yang
memberikan respon paling sensitifmemberikan respon paling sensitif.
• Dosis NOEL: 0 – dosis terukur mg/kg berat badan/hari
• Dosis: 0 untuk antisipasi proses sesuai GMP tanpa
bahan kimia ybs
12/3/2010
nuri@seafast.org
10
•Angka/dosis NOEL digunakan untuk
menentukan ADI
PENETAPAN NILAI ADI (Acceptable Daily Intake)
•Jumlah bahan kimia (mg/kg) yang dapat dikonsumsi oleh
seseorang setiap hari, selama hidupnya, tanpa resiko
menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan
•ADI = 1/100 x NOEL
•100 = faktor keamanan ekstrapolasi hewan percobaan ke•100 = faktor keamanan, ekstrapolasi hewan percobaan ke
manusia (uncertainty factor)
Exposure Assessment
Level of food additive use x Level of consumption
FFQFFQ
12/3/2010
nuri@seafast.org
11
• Jenis makanan, tergantung sifat fisik & kimia
• Aspartam
RENCANA APLIKASI DAN INTAKE
Aspartam
• Jumlah yang ditambahkan
• Jumlah impurities yang terkonsumsi
• BTP tetap dapat berfungsi selama shelf‐life produk tsb.
• Perkiraan intake (konsumsi)
• Average consumer vs high consumer
• Digunakan untuk menghitung EDI (estimated daily intake)
Stepwise approach to obtaining realistic dietary
exposure assessments
Stepwise approach to obtaining realistic dietary
exposure assessments
12/3/2010
nuri@seafast.org
12
• EDI (estimated daily intake)
(t f fd d dil) (tti f dditi i fd)
RISK CHARACTERIZATION
• (amount of food consumed daily) x (concentration of additive in food)
• EDI = concentration (C) x intake (I)
• Sum of all sources of additive/contaminant in food and non food
• Unique number for each direct additive/contaminant
• The sum of EDIs for an additive from all sources cannot
exceed the RfD/ADI
• Reference Dose (RfD)( )
• An estimate (with uncertainty spanning perhaps an order of magnitude) of
a daily oral exposure to the human population (including sensitive
subgroups) that is likely to be without an appreciable risk of deleterious
effects during lifetime)
• Can be derived from NOAEL or benchmark dose
CURRENT RESEARCH ON RISK
ASSESSMENT OF CHEMICALS IN FOOD
• Food additives:Food additives:
– Tartrazine
– Glutamic Acid (MSG)
– Cyclamate
– Benzoate
• Pesticide residue in vegetables
• Contaminant: heavy metals
12/3/2010
nuri@seafast.org
13
Priority of Food Additive Exposure
Assessment (CAC, 1989)
1. Level of usage is quite high
2. present in food products which are consumed
by most population
3. ADI value is low  
Not priority:py
– ADI: not specified
– Maximum level of usage: GMP
Asam sitrat
9.97%
i
The use of food additives in food products
(BPOM 2001‐2006)
Na karbonat
5.29%
MSG
5.46%
Tartrazin
9.15%
n=36921
Le s it in
4.54%
Karamel
2.95%
A mm ka rb o n a t
2.53%
Ponceau 4R
2.97%
Biru berlian
4.21%
Kuning FCF
4.86%
Na benzoat
5.22%
12/3/2010
nuri@seafast.org
14
Tartrazine
• E number E102, C.I.19140, or FD&C Yellow 5
• Trisodium (4E)‐5‐oxo‐1‐(4‐sulfonatophenyl)‐4‐
[(4‐sulfonatophenyl)hydrazono]‐3‐
pyrazolecarboxylate
• ADI : 0 – 7.5 mg/kg BW
12/3/2010
nuri@seafast.org
15
Food Products containing tartrazine
(BPOM, 2001‐2006)
mi instan
Susu fermentasi
1.35%
Pangan khusus
2 01%
N = 2887
mi instan
19.50%
Kembang gula
2.01%
Minuman beralkohol
3.57%
Makanan ringan
Buah Olahan
6.37%
es krim
3.98%
19.15%
Minuman ringan
14.96%
Produk bakeri
12.71%
8.42%
300
350
400
m/capita/day)
Level of Food Consumption
370
360
50
100
150
200
250
Chidren
Adolescence
Adult
od consumption (gram
185
0
Type of food
Foo
12/3/2010
nuri@seafast.org
16
Biskuit
types of food containing tartrazine which had
the highest value of mean consumption
Mi in stan
49%Minuman
nonkarbonasi
10%
Minuman
berkarbo nasi
6%
6% Lain -lain
12%
Minuman
serbuk
17%
10%
No. Food product Tartrazine level in food
product (mg/kg)
Maximum limit of tartrazine in food product
according to regulation (mg/kg)
Mean Min ‐ Max Indonesia Codex Europe
1Instant noodle:
‐Before processed
22.50 1 ‐ 100 300 300 ‐
‐After processed 16.77 8.28 ‐ 27.25
Tartrazine Level in Food Products
2 Candies 90.53 5 ‐ 300 300 300 300
3 Carbonated drink 13 10 ‐ 15 70 mg/l (ready‐to‐eat product) 300 100
4Non carbonated
drink
22 10 ‐ 40 70 mg/l (ready‐to‐eat product) 300 100
5Powdered drink 13.30 0.16 ‐ 40 70 mg/l ((ready‐to‐eat product) 300
6Fruity drink, squash 10 4 ‐ 20 70 mg/l ((ready‐to‐eat product) 300 100
7 Syrup 18 4.2 ‐ 33.33 70 mg/l (ready‐to‐eat product) 300 100
8Layer cake 200 200 ‐ 200 300 300 200
9 Biscuit 72.86 10 ‐ 200 300 300 200
10 Bread 11 11 ‐ 11 300 300 200
11 Snacks 88.57 10 ‐ 200 300 300 200
12 Jelly 25.95 5.4 ‐ 84.35 200 500 ‐
13 Jam and jelly 213 200 ‐ 226 200 500 ‐
14 Ice cream 76 10 ‐ 200 100 ‐‐
15 Fermented milk 50.50 1 ‐ 100 18 (come from aroma used) 300 ‐
12/3/2010
nuri@seafast.org
17
Total Exposure of Tartrazine for all respondents
2.5
3
3.5 3.08% (0,23 mg/kg BW/day)
0
0.5
1
1.5
2
%ADI
Type of food
Total Exposure of Tartrazine for each group
5
6
5.90
1
2
3
4
Children
Adolescence
Adult
% ADI
2.33
1.00
0
Type of Foods
12/3/2010
nuri@seafast.org
18
12/3/2010
nuri@seafast.org
19
No. Food product Tartrazine level in food
product (mg/kg)
Maximum limit of tartrazine in food product
according to regulation (mg/kg)
Mean Min ‐ Max Indonesia Codex Europe
1Instant noodle:
‐Before processed
22.50 1 ‐ 100 300 300 ‐
‐After processed 16.77 8.28 ‐ 27.25
Tartrazine Level in Food Products
2 Candies 90.53 5 ‐ 300 300 300 300
3 Carbonated drink 13 10 ‐ 15 70 mg/l (ready‐to‐eat product) 300 100
4Non carbonated
drink
22 10 ‐ 40 70 mg/l (ready‐to‐eat product) 300 100
5Powdered drink 13.30 0.16 ‐ 40 70 mg/l ((ready‐to‐eat product) 300
6Fruity drink, squash 10 4 ‐ 20 70 mg/l ((ready‐to‐eat product) 300 100
7 Syrup 18 4.2 ‐ 33.33 70 mg/l (ready‐to‐eat product) 300 100
8Layer cake 200 200 ‐ 200 300 300 200
9 Biscuit 72.86 10 ‐ 200 300 300 200
10 Bread 11 11 ‐ 11 300 300 200
11 Snacks 88.57 10 ‐ 200 300 300 200
12 Jelly 25.95 5.4 ‐ 84.35 200 500 ‐
13 Jam and jelly 213 200 ‐ 226 200 500 ‐
14 Ice cream 76 10 ‐ 200 100 ‐‐
15 Fermented milk 50.50 1 ‐ 100 18 (come from aroma used) 300 ‐
What is glutamate?What is glutamate?
C C
O H
C C
O
L Gl t i AidGl t i Aid C
H2
C
H2HO
C
NH3
C
O
C C
O H
C C
O
L‐Glutamic AcidGlutamic Acid
MW 147
MSG
MW 188
(lt t 147C
H2
C
H2HO
C
NH2
C
O Na
(glutamate= 147,
Na=23,
Water=18)
Na content in MSG= 12.2%
Na content in Salt = 39.3%
12/3/2010
nuri@seafast.org
20
LU  
35
 FLD1 A , Ex=328, Em=530 (BERCA \MSG00003.D)
 1.407
5 .2 4 5
What is glutamate?What is glutamate?
min0 2.5 5 7.5 10 12.5
0
5
10
15
20
25
30
 4.399
  5
 9.346
• MSG determination: as free glutamic acidfree glutamic acid
• Williams ATR and Winfield SA. 1982. Determination of
Monosodium Glutamate in Food using High‐performance Liquid
Chromatography and Fluorescence Detection. Analyst; 107: 1092‐
1094
SAFETY OF MSG
/ ()• ADI = 0 – 120 mg/Kg BW (JECFA)
• Maximum Daily Intake (BW 60 Kg)=
7.2 g/cap/day
• Maximum permitted level = GMP• Maximum permitted level = GMP
12/3/2010
nuri@seafast.org
21
Source of Dietary Free Glutamate
Food Frequency Survey
(Every free GLU containing
food item)
Household Survey
(MSG + Condiments)
*Food cooked
at home
Free Glu Analysis
Total free Glutamate
Itk f  F d
** free Glutamate Analysis
Free Glutamate Intake
from Seasoning
Free GLU from
Raw materials +
Cooking Process
Eat out
(Food services)
Processed
Foods
Intake from Foods
MSG + Condiments
Difficult to know
Glutamate intake in rural:
Glutamate Intake
0.78, 43%
0.71, 39%
0.32,
18%
Glutamate intake in rural:
1.81 g/cap/day
Dish menu cooked at  home
Dish menu prepared out side
Processed foods
SEAFAST Center, 2007
12/3/2010
nuri@seafast.org
22
0,4; 18%
Glutamate intake in urban:
224 g/cap/day
Glutamate Intake
0,95; 42%
,;
Dish menu cooked at home
Di h d t id
2.24 g/cap/day
0,89; 40%
Dish menu prepared out side
Processed foods
SEAFAST Center, 2007
Te r i m aTerima kasihkasihnuri@seafast.org